Pasar Semawis

 

       Pasar Semawis




            Berkunjung ke kota Semarang, tentunya tidak akan lengkap jika tidak mengunjungi destinasi wisata kulinernnya. Salah satu tempat kulineran yang wajib di kunjungi ialah Pasar Semawis. Sedikit kilas balik, Pasar Malam Semawis awalnya adalah pasar malam yang diadakan beberapa hari menjelang perayaan Imlek pada tahun 2004. Setelahnya, pasar yang penuh dengan pedagang kaki lima ini selalu diadakan pada akhir pekan, yaitu pada hari Jumat sampai hari Minggu pada pukul 18.00 WIB sampai 23.00 WIB. Gang utama dari Pasar Semawis bernama Gang Warung, dimana pengunjung bisa menemukan puluhan kuliner yang memenuhi gang tersebut.

   Saat kalian melangkahkan kaki ke dalam gang, aroma dari berbagai jenis hidangan akan langsung menggelitik hidung; membuat perut kalian terasa keroncongan. Di depan bangunan-bangunan toko yang tua nan megah, berjejer tenda-tenda semi permanen yang berfungsi sebagai kios untuk menjajakan makanan. Di pasar ini kalian dapat menemukan aneka makanan/minuman dan jajanan khas Semarangan, seperti soto, tahu gimbal, nasi ayam, lumpia, pisang plenet khas Semarang, es puter, kue serabi, dan bubur kacang. Bahkan untuk para pencinta olahan non-halal ada beberapa  hidangan yang bisa kalian nikmati mulai dari sate, nasi campur, nasi hainam, bakcang.

Salah satu kuliner yang paling terkenal di Pasar Semawis adalah pisang plenet Pak Tuko, yang sudah berdiri sejak tahun 1960. Pisang plenet ini bisa kalian temukandi Gg. Warung No. 14-16, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Kedai tersebut hanya bukap tiga kali dalam sepekan, yaitu harti Jumat sampai hari Minggu, setiap pukul 17.00 WIB sampai 22.00 WIB. Cara pembuatannya pun cukup unik, buah pisang diplenet --dipencet hingga gepeng-- lalu dibakar di atas arang bersama dengan berbagai macam topping hingga garing. Setelahnya, pisang ditumpuk seperti sandwich. Untuk menghangatkan tubuh Pasar Semawis memiliki sajian wedang tahu, yaitu campuran tahu putih nan lembut yang disiram dengan kuah jahe. Rasa dari wedang tahu ini cukup unik; saat diminum, rasa kedelai dari tahu langsung mendominasi. Sedangkan kuah jahenya terasa manis, sehingga menjadi pelengkap dari tahu yang cenderung hambar. Sehingga penyusuran di Pasar Semawis Semarang bukan hanya menawarkan wisata kuliner yang mengenyangkan, tapi juga soal suasana. Bagaimana kawasan yang sudah berusia ratusan tahun masih tetap menawarkan atmosfer yang begitu 'hidup' dan tak lekang oleh waktu.

                                                                                                                        

                                                                                                                                        Naya 9E/10

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pollux Mall Paragon Semarang